GERAKAN 411, 212 dan 1212_Pengingat Sejarah Gerakan Islam [2016]

Saya Islam
Saya Mencintai Islam, namun demikian saya tidak menyadari sebegitu dasyatnya Islam di Bumi Tanah Air ini. Ya kami Mayoritas dan berjalan damai kecuali, menurut saya FPI #maaf loch. Karena banyak isi dari Al-Quran tidak tercermin dari gerakan kelompok yang saya sebut di atas. Menghalalkan perkataan dan tindakan kasar, dan memacu untuk gerakan yang akhirnya masuk ranah anarki. Eh mudah-mudahan ini menjadi masukan ya, karena sebetulnya kumpulan yang sudah fanatik ini kalau diteduhkan dan digerakan pada keteduhan akan tampak dasyat membara, seperti gerakan 411 dan 212 yang saya lihat. Dan tentu menjadi suatu contoh yang SUPERDUPER berkualitas.
Paling suka 1212, walau tidak sedasyat kedua aksi tersebut tapi misi nya lebih pada ajakan untuk melakukan perintah ALLAH yang wajib, dan susah yaitu SHALAT SUBUH BERJAMAAH 

Baik kembali pada title saya, Saya tulis ini untuk menjadi satu pengingat gerakan Islam di Tanah Air yang mampu menyedot perhatian seluruh dunia. Pengingat untuk saya khususnya.
Dalam tahapan belajar saya berlaku netral pada ajakan di Sosial Media atas gerakan ini. Tidak menentang dan tidak pula terdorong untuk berpartisipasi. Bagi saya, hidup saya yang masih belepotan lebih utama untuk dibenahi.
Saya bahkan sempat mengingatkan teman saya, Nur Mutiah yang mengijinkan anaknya ikut dalam barisan. Kata-kata nya teduh, bahwa anak bukan miliknya namun milik Allah jadi dia harus diajarkan untuk mencintai Allah, kurang lebihnya seperti itu lah, kalimat dia saya maknai, dasyat ya.

Aksi 4 November 2016 adalah gerakan pertama umat Muslim menyusuri Jalan protokol, dengan mengusung simbol 411 yang banyak diartikan dengan lafazh Allah. Banyak yang mengartikan dan banyak pula yang mengkritisi ...pokok asik aje deh Indonesia, karena sebagaimana saya, penduduk Indonesia paling demen mengutarakan isi hati di MEDSOS. Kemudian lahirlah caci maki dan sumpah serapah hasil opini dan cara membaca mereka terhadap status atau komentar. Perlu dicatat ya Friend, intonasi kita membaca suka mempengaruhi tingkat emosi jiwa loch, saya pernah tuch kejadian beberapa kali, yang masih anget si waktu Design Graphis saya menuliskan sesuatu dan saya menjawab dengan santai dan menjelaskan, eh dia pikir saya sewot...hmmm saya sampe menjelaskan lagi, kali itu memang menjelaskan dengan hati ditahan-tahan agar gak ketularan tersinggung hehehehhe....dan adalagi tingkat kematangan hati yang membaca pada saat sedang ada perdebatan.

Saya? Duch saya hari hari udah kudu berbesar hati jadi buat saya berdebat itu bukan sesuatu yang menarik apalagi mengingat kalimat; Tinggalkanlah perdebatan walau engkau benar.

Itu Rasulullah yang bersabda loch.... memang butuh luar biasa kesabaran yaaa, banget tapi sekali lagi itu Rasulullah yang bersabda. Saya makin memaknai tentang Sabda Rasul ketika saya berdebat tentang CINTA dengan teman saya. Saya bersikeras cinta itu tidak lebih baik dari Sayang, sayang itu selamanya tapi cinta bisa pudar. Lalu dia bilang bagaimana dengan cinta terhadap Allah dan Rasul. Glek
Saya bingung juga, masak saya bilang sayang aja gitu.
Saya harus dalam diam SEPAKAT dengan dia, banyak yang ingin saya pelajari tapi kondisi, waktu dan jarak jua yang sudah tidak memungkinkan 


.... duch kelamaan postpond tulis nya kok jadi hilang inspirasi ya......
mari kita lanjutkan dengan niat bertanggung jawab atas keinginan diri sendiri..

AKSI 212, adalah aksi yang lebih besar dari aksi 411, dan sebagai bukti nyata bahwa damai yang digaungkan betul-betul terjadi dan getaran yang dirasa juga semakin kuat, mata dibuat takjub memandang hamba-hamba Allah tumpah ruah dari bundaran HI sampai Silang Monas. Perlu dicatat loch, ini ratusan bahkan ribuan orang DAN TERTIB juga DAMAI. Koordinasi yang bisa dikatakan SEMPURNA. Banyak sekali teman-teman saya yang ikut menyusuri jalan yang menjadi rute gerakan 212. Banyak pula yang bersama anak dan pasangannya. Saya menikmati ketulusan dan sekaligus keberanian yang mereka niatkan. SALUT!!!
Santri dari Ciamis mendapat sorotan paling banyak... long march menuju Jakarta dan relawan yang memberi mereka makan pun banyak. Dari mereka juga saya melihat kekuatan niat dan keteguhan Iman, semangat dan bersahaja. Saya berbisik pelan semoga apa yang dipupukan di hati mereka adalah Cinta Islam dengan mengacu pada Al-Quran bukan Cinta pada pimpinan pesantren mereka. Dengan begitu suatu saat di suatu masa mereka bisa membelah jalan kembali dengan pemahaman yang lebih dalam tentang Islam dan Al-Quran.
Hujan membasahi bumi pertiwi saat itu dan JIKA saja setiap umat tahu makna datangnya HUJAN tentu tangis akan semakin hadir. Bukan suatu kehinaan maupun azab ...justru berkah adanya saat itu.


 
Saya sempat menanyakan kekhawatiran saya tentang anak dari teman saya Nur Mutiah yang turut berjalan bersama rombongan pesantrennya, dia menjawab bijak, bahwa anak merupakan titipan maka mari serahkan penjagaan kepada Illahi Rabb untuk tujuan mulia ini. Sekali lagi dalam kekhawatiran seorang ibu saya Salut. Tingkat keimanan saya masih rendah sekali ternyata.


Aksi 1212, ini adalah aksi mentalitas murni dari seorang mukmin, jika pada dua aksi sebelumnya itu ada EGO didalamnya, mungkin untuk beberapa sedikit RIA tapi 1212 yang sepi pemberitaan justru merupakan pintu amalan hakikinya seorang yang mengaku ISLAM, budaya yang mulia yang coba ditanamkan yaitu SHALAT BERJAMAAH di Mesjid masing-masing. Ini merupakan dasar yang indah seandainya menjadi pengetuk pintu hati setiap mukmin.


Saya Muslim dan saya tidak menjalankan ketiga aksi tersebut, saya yakin ALLAH SWT tidak berkeberatan dengan kondisi saya ini. Ada hal-hal yang tidak mampu kita jalankan namun sebagai pengamat ikut mendoakan dan bahagia. 

Dari ketiga aksi itu yang sama adalah:
- Semua dilakukan di hari Jumat. JUMAT dalam Islam adalah hari yang spesial, dan tersirat jatuhnya kiamat pun akan di Hari Jumat.
- Semua di motori oleh Habib Muhammad Rizieq Shihab, pimpinan FPI
- Dua aksi pertama adalah bentuk AKSI BELA AL-Quran, yang merujuk pada pidato Gubernur DKI, AHOK atau Basuki Tjahya Purnama, yang disinyalir membiaskan Surat Al-Maidah.

Siapa kah Habib M.Rizieq Shihab. 
Tak kenal maka tak sayang, begitu kan kata pepatah. Tapi kalau sudah kenal dan makin cinta tapi tidak disayang gimana? Lhaaa...bukan forum tanya jawab cinta ini ya...xixixiix....
Beliau lahir 24 Agustus 1965 dan mengemban ilmu Keislaman di Universitas KING Saud dan Universitas Islamic Internasional, keduanya di Luar Negeri. Saudi Arabia dan Malaysia.
Saya tidak mengenal Beliau secara organisasi atau pertemanan [hiks oposeee] ..saya hanya melihat di Layar kaca saja. Entahlah bagaimana yang bersama di sekelilingnya, namun yang saya lihat sifat kerasnya beberapa tidak sesuai dengan rujukan Al-Quran untuk santun dan saling menghormati dan menghargai sesama, sekali lagi maaf saya masih taraf belajar. Ini pendapat orang yang hanya melihat aksi di layar kaca termasuk wawancaranya.
Namun demikian dengan biografi yang dijabarkan, Habib Rizieq adalah salah satu orang yang pandai. Semoga kepandaiannya yang diAMANAHkan kepadanya menjadi manfaat yang baik bagi sekitarnya khususnya Umat Muslim.

Saya ingat politikus yang mengumbar pendapat dengan lantang dan berapi-api di stasiun TV, meninggalnya kurang baik, semoga ini menjadi pembelajaran untuk kita bersama tetap tegas namun dalam kesantunan diri, agar wajah Islam ada dalam sosok kita. Aamien. Mohon maaf lahir batin sekali lagi ya. 

Lalu mengenai AHOK, lelaki yang lahir pada 29 Juni 1966, lebih muda setahun dari Habib Rizieq [ penting gak si disebut??? ;) ] pada saat saya menulis ini menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan sedang mempersiapkan diri untuk mempertahankan Jakarta sebagai terotorial kepemimpinannya nanti 15 Februari 2017 [14 setelah kamu, haya apalagi ini].
Saya salut dengan keteguhan prinsipnya, jika A maka semua harus menjadi A. Bukan Otoriter tapi lebih pada mendisiplinkan dan menata kembali aturan menjadi aturan bukan aukah gelap. 
Setiap orang punya kelebihan tentu punya kekurangan, dari Pak Ahok ini, walah ngeciprisnya itu dasyat, maka diujilah dia melalui dampak dari ucapannya.
Saya sudah beberapa kali melihat sendiri dampak dari ucapan seseorang dan apa yang berbalik padanya, ngeri lah. Salah satu nya yang saya lihat adalah pita suaranya hilang sehingga sampai meninggalnya beliau yang saya kenal tidak bisa berbicara. Konon dulu beliau sering nyelekit dalam bahasanya. Dan mungkin saja ada yang tersakiti dan tidak ikhlas.

Seandainya Pak Ahok santun dan tegas, tidak ada ceirita Penistaan Al-Maidah, heheh sotoy...padahal inilah Takdir Masyarakat Indonesia dipaparkan Pro dan Kontra dan situasi-situasi dilematis lainnya.


Pada kondisi ini saya bersyukur memiliki KTP Bekasi, dengan begitu saya tidak harus berpikir dan menimbang lama, hanya bisa melempar pendapat di wadah menulis saya ini, Pajak Waktu.

Apalah-apalah keduanya merupakan orang-orang yang diberi kelebihan oleh Allah SWT.
Dan saya masih yakin jika semua dikembalikan kepada AL-Quran ada kaidah yang tersirat pada kondisi ini. Sehingga pemaknaan Kafir tidak sembarangan di umbar. Dan satu sama lain Agama tidak melempar dengki.






http://news.okezone.com/read/2016/12/02/337/1556950/4-perbedaan-aksi-damai-212-dengan-aksi-411

#masihperlubelajarbanyak
#opinipribadi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

HINATA HYUGA

SABUN SUSU KAMBING [GOAT MILK SOAP]

MORNING HAS BROKEN