MY Story with TITA part 2

Hmmmm....si Tita teman saya ini nyuruh saya tidak menulis tentang dia lagi dan bicara tentang panu saya dulu atau bicara tentang hal lainnya...ealah enak men ngatur-ngatur wkwkwkwk...suka-suka dong!!

Masuk masa remaja, Tita dan saya tetap berkomunikasi walau sudah berlainan pulau, "Engkau disana aku disini biarkanlah" ala alm Broery Pesolima.. tapi sekali lagi Tita Hebat [mpok kalo lo baca blog gue, ini kali terakhir kok gue nulis elo hebat, selebihnya terserah elo mau hebat apa nggak, L.O.H [?????]]

Jadi Tita rajin membalas surat gue, dan gembiranya waktu dia memutuskan untuk melanjutkan sekolah di Jakarta Raya, walau saya anak Bekasi tapi saya kebetulan cukup tau jalanan karena dulu cukup aktif berkegiatan...SOMBONG!!! hihihiiii...

Yang sulit nya dari saya itu tetap WAKTU.
Saya bukan type orang yang suka main, tapi kalau diajak pergi main seneng banget.
Saya type orang rumahan yang kebetulan banyak kegiatan. Maksut saya, saya ikut berorganisasi tapi kalau sudah waktunya pulang ya pulang. Jadi kalau diajak melipir kemana gitu, hati kecil saya gak srek, selain itu tau diri, dokat terbatas. 
Temen-temen dekat di kampus saya hafal, kalau saya gak bisa diajak dadakan.....

Nah untuk melipir ke tempat Tita saya perlu mengumpulkan keberanian ...soalnya rumah Tita bukan daerah jajahan saya, AIRUT -Jakarta Utara, Dewa Kembar..kalau gak salah ya..

[Duch masalah kalau gak salah ini bahaya kalau dibaca Tita, padahal dalam penulisan sebelumnya tentang Tita saya hanya bicara seingat saya loch, maksutnya waktu dia protes jarinya dikeluarkan dengan minyak bukan dengan sabun, saya gak nulis jarinya dikeluarkan dengan sabun, saya lihat ada yang bawa sabun..nah mana saya liat waktu manusia dewasa sudah datang, dulu kan saya kecil banget. Trus waktu Tita dengkulnya terluka juga saya nulis diinfokan kalau kena beling dan jatuh dirawa... Tita tuuuuu protes aja deh...]

Pokok akhirnya saya bisa ke dewa kembar diantar mantan pacar, perjalanan ke sana dulu rasanya galau abis...kerongkongan berasa merekah karena panas. Senengnya saya bisa mencicipi lagi masakan mama Tita. Saat itu mantan pacar juga kalap dengan sambal yang dihidangkan.
Ketemu dengan Tita saat itu dag-dig-dug...saya bukan pembicara handal yang spontan...dulu...sekarang mendingan.

Saya sempat bermain ke kost-kostannya Tita di percetakan Negara dan main urut-urutan muka [facial] eh saya ding yang facial in dia, katanya si enak...Jawa Banget si saya. Pijet itu numbero uno, babe almarhum walau "keras" tapi suka mendadak kasi perhatian dengan pijetan...dan enaaaak ..gak enaknya Bapak minta urut balik hahahah, disitulah saya belajar, diprotes terus kalau gak enak. Favorit beliau di Injek-Injek.

Saya juga pernah main ke Kampusnya dia di deket senen, LP3I... sampai sekarang saya suka bingung dulu tanpa handphone kok bisa aja ya saya kesana-kesini, kalau gak salah pake pager dan cingur, alias congor ...hahahhahahahaaa...saya angkatan yang gagah berani bertanya sana-sini untuk mencapai satu tempat, dulu kalau tidak tahu tujuan pastinya, gak berani bablas bobok ketika dalam perjalanan.

Dulu saya yang suka menyambangi doi karena menurutnya dia belum afal jalan...demi yang gue sayangi yah jiwa ksatria gue timbul, halah!!!
 

Lalu Tita akhirnya berkesempatanmenginap di rumah saya, saya waktu itu tidak seperti sekarang ini, tidur saya lebih teratur, saya tidak kuat melewati pukul 12 malam, jadi waktu Tita menginap, dia banyak bercerita dan saya dengan kondisi lampu yang sudah dimatikan semakin sulit berjuang untuk menahan mata untuk tidak tertutup, dan pagi nya saya habis diprotes karena membiarkan Tita berbicara sendiri...saya ketiduran, mungkin suaranya merdu banget yaaaaa...

Ide "jumpalitan" dari Tita adalah ketika kita sudah punya telepon terhubung dan dia ngajak jalan-jalan ke Yogya, just two of us.
Dan saat itu saya seneng banget tapi deg-deg an...saya berani tapi bingung apa saya bisa jadi teman yang menyenangkan dan akan ngapain aja kita disana.

Ternyata hasil dari obrol2 di telepon berbuah baik dan mengejutkan. Tau tau alm. Om saya bercerita kalau temannya mau ke yogya naik mobil, dan saat itu saya sedang tlpan deh kalau ga salah ma Tita dan lalu saya menyampaikan begitu saja apakah kita bisa ikut serta [kalau gak salah ide Tita juga], dan entah kenapa Bapak saya melepaskan saya begitu saja. Jadilah hari tersebut datang dan Tita gembira sekali. Menunggu datangnya mobil temannya om ku membuatnya gelisah. 
Akhirnyaaaaa tengah malam datang juga..lupa deh tahunnya tapi saya mah masih kurus dan berambut pendek...Tita yang tadinya sudah ngantuk jadi seger lagi, nama om dari teman om saya, lupa ui. Tapi dia baik sekali mau mengantar anak tanggung seperti kami. Duduk didepan menjadikan saya harus terjaga sepanjang perjalanan...curang lah Tita ituuuuuuu. Tapi sampai kota mana akhirnya saya permisi untuk bobok, baca doa banyak2 sebelum tidur, maklum belum kenal. Jaman dulu lebih banyak orang yang tulus ketimbang bulus. AMAN.
Sampai di Yogya, kami berpisah dari si Om dan itu terakhir kalinya kami bertemu dengan nya. TIba disana ternyata ide brilliant Tita luar biasa menyemarakan acara turis "kere" domestik hahahahahaa... saya lupa bagaimana kami tinggal disana. Rasanya didrop di terban trus kita ke kost2an Iin, trus berdasarkan arahan burem Tita kita ke rumah Deslita berjalan kaki [bok kringetan nya kebayar lah..coba kalau gak ketemu bueeehhh],lalu bermain kertu teprokan ampe monyong2, menginap dan berjalan kaki lagi paginya ke kost-an Iin. Naik beca Ke Malioboro, berphotoan dan menginap terkahir di Jetis, rumah masa kecil Ibu ku dan keluarganya.
Dan pulang naik kereta.

Duuch ceritanya sebetulnya lebih norak tapi puanjaaang kalau mau diceritain. Di Jetis kita sempat gelisah karena merasa kecil sendiri di rumah dengan konstruksi bangunan lama, besar dan berpenghuni sedikit yang tampak ...hahahahaa

Ketika, saya memutuskan menikah di usia yang saya targetkan yaitu 25tahun, Tita pun hadir menemani. Dari midodareni sampai acara pernikahannya. Malam sebelum akad, dipenginapan Triloka, saya sungguh tersiksa, pinggang sakit banget, gak bisa tidur karena satu tempat tidur isinya 3 orang, tapi saya seneng banget, mereka adalah orang2 yang saya sayangi. Tita, Kresya dan Lia...dua terkahir adalah sepupu dari keluarga Bapak. 

Saat saya menikah, semakin sulit saya membagi waktu, tetapi Tita dan saya tetap berkontakan. Banyak kali saat saya memikirkan dia, dia akan telepon. Dan kita berbicara apa saja, menyenangkan sekali. Dia bisa membuat semua pembicaraan menyenangkan. Tita pun sempat bercerita pujaan hatinya dan menanyakan kiat untuk tahu hati si doi. Kebetulan mereka berdua suka membaca buku dan kebetulan buku yang sedang di bedah sama, jadi saya sarankan untuk memulai percakapan seru dari aktifitas kegemaran mereka. Alhamdulillah mereka sampai sekarang bersama dalam pernikahan yang InshaAllah bahagia.

Kemudian pertemuan demi pertemuan terjalin dalam wadah Ex-SOQ  atau ex Sorong. 

Jadi rasanya bertahun-tahun saya mengenal sosok Tita, ...oiya sebelum di protes saya tidak tahu hatinya sepenuhnya. Perjalanan hidup manusia kan berbeda-beda. Saya jadi ingat ketika saya menyatakan pada seorang teman bahwa "kita tidak tahu treatment apa yang dijalani setiap manusia, saya, dia maupun Tita"
Lalu dia bercanda dengan treatment yang merujuk pada perawatan....hehehe..saat itu seneng aja sayanya mendapatkan teman ngobrol yang bisa buat saya ketawa tapi pada akhirnya saya merasa benar, pada satu titik bahwa saya memang tidak mengenal dirinya wkwkwkwkkk...sedih tapi memang setiap manusia mengalami banyak hal dan kita tidak pernah tahu bagaimana hal itu merubah pribadi seseorang, misalnya dulu berani sekarang tidak, dulu jujur sekarang tidak, dsb lah. Herannya saya merasa dari dulu sampai sekarang tidak berubah...jiaaaahhh, tetap baik, apa adanya dan tidak sombong wkwkwkwk..tidak berubah nya juga terlalu banyak memikirkan kepentingan sekitar, bukan diri sendiri. P4 nya lumayan khatam.

Nah saat Tita menyampaikan dia akan pindah ke Riau, serasa meletup hati saya...bukan apa, rasanya saya sedang ingin bersandar karena merasa ada hal yang membuat dia sedih tentang saya, kok ya dia nya malah jaaaauuuhhh...baiklah dunia...kalau semua harus jauh artinya saya disuruh untuk harus semakin kuat.

Jadi story tentang saya dan Tita rasanya tidak akan intens lagi tetapi saya yakin saya akan tetap menjadi temannya.


Salam pertemanan penjelajah dunia maya

Selamat Malam   


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HINATA HYUGA

SABUN SUSU KAMBING [GOAT MILK SOAP]

MORNING HAS BROKEN