MY STORY with TITA part 1
Waaaah
Hari ini saya mencoba seperti TITA tanpa gambar penunjang tetapi tetap bisa mengalirkan alur cerita yang baik dalam blogspotnya: http://syarahyunita-virsandi.blogspot.co.id/
Saya mencoba mengingat bagaimana kami bertumbuh hingga masuk ke club 40, btw kemarin hari ulang tahunnya 25 Juni, dan seperti keinginannya saya hanya mengucapkan melalui WA dan posting sticker di salah satu postnya di FB [FB nya sekarang tidak bisa kita langsung masuk, kudu kulonuwun dulu, permios alias ketok-ketok dulu] tentunya hal ini juga adalah bentuk pemahaman lain tentang hidup dan kehidupan dari teman saya Tita. Hmmm bicara tanggal 25 Juni, walah sore hari itu dada saya sesak sekali....sampai membaca doa berkali-kali...pernah gak punya kondisi seperti itu. Kondisi dimana kamu gak tahu kenapa tapi pikiran rasanya kosong dan dada terasa sesak sekali lalu hilir mudik sketsa sketsa gambaran hidup secara random...swing-swing-swing gitu, atau wes-ewes-ewes.....
Nah story pertama saya ketika kami dipuncak Bahari, Tita kecil itu cenderung pemalu sebetulnya [beranjak dewasa doi menjadi terlihat PD dan Kocak karena pengaruh Papanya deh, menurut saya loch], jadi ketika saya sudah bersahabat dengan kondisi saya, saya mulai naik pohon waru, ajrut-ajrutan di dahan nya bersama dengan teman-teman lain, naik pohon kersen ....ikut mencari tebu. Tita kecil lebih senang mengamati, dia tidak naik pohon waru dengan gagah berani atau pohon kersen. Dia pengambil buah jatuh untuk pohon kersen dan dibantu menaiki pohon waru hehehehehe.... dulu dia sangat feminim dan pengamat. Hmm mungkin juga karena itu memorinya setajam silet yaaaaa.....
Suatu ketika saya menemukan Tita kecil duduk sendiri di tempat duduk besi hasil kreasi tetangga, dibawah pohon. Duduk nya manis sekali. Dia tidak berani gitu melihat langsung ke Saya, jadi karena sensoring saya menangkap ada yang aneh jadi saya deketin,
"lagi apa?" tanya saya
"nggak apa-apa." katanya sambil menunduk. Kedua tangannya dibiarkan bersandar didudukan kursi besi saling bertumpu.
saya lupa persisnya saya menanya apalagi tapi Tita kecil menjawab sepatah-patah tidak jelas, dan rasanya sampai saya ajak dia pindah bermain, tau-tau dia menangis kencang, bikin saya terkaget-kaget, karena seingat saya siang itu tidak ada teman lain selain saya, takut deh dikira saya yang baik hati ini menganiyaya [lebaayyy.modeon]
"tangan nya gak bisa keluarrrrrrr," katanya lagi
Lalu, saya menjadi salah satu peminjam kaset SANGGAR CERITA miliknya. Saat itu saya kecil pernah meminta dibelikan oleh orang tua, tapi rupanya kaset tersebut bukan prioritas orang tua saya, maka jadilah saya peminjam hahahaha.... dan kagetnya kalau meminjam dari TITA itu adalah dia akan dengan segera membahasa nya. Jadi saya penikmat dan TITA sekali lagi PENGINGAT yang ingin berbagi dan mendengar pendapat temannya. Jadi mendengarkan Sanggar Cerita saat itu plus deg-degan karena ada ujiannya dari Little Tita. Dia akan membahas bagian cerita yang dia sukai dengan lancarnya sementara saya akhirnya harus bersaing ingatan dengan nya... dan sekali lagi saya kalah dan lebih banyak mendengarkan dan mengiyakan.
Di SD, Tita berbaur dengan sangat cepat sementara saya hanya akan bermain dengan yang mengajak saya bermain, saya senang dengan kondisi tersebut karena sebenarnya saya jauh lebih pemalu dari Tita... nah banyak yang tidak tahu kan.. Saya tidak pandai melihat bagaimana trend terjadi semisal, teman-teman kecil saya dulu suka mengkoleksi pensil lucu, lalu kertas surat lucu dan saling bertukar lalu ketika mereka menanyakan saya, baru saya tergerak untuk ikut mengumpulkan kertas surat dan bertukaran. Saya sangat sederhana hahahaa... tita juga yang secara tidak sadar menjadi panutan trend saya dulu...jika Tita sudah mulai melakukan sesuatu hal maka itu adalah trend yang sedang terjadi.
Tita juga yang mengajak saya untuk belajar mengaji, bersama naik sepeda ke daerah dekat TK Kuntum Harapan, Klademak berapa ya dulu...saya lupa.
Yang serunya dari Tita, dia walau tidak terlalu terampil berpetualang ala bolang, sesekali dia ingin juga bergabung dan dua keseruan yang terjadi adalah sebagai berikut:
- Di SD kami, jika Hujan deras yang lama maka kami semua sudah tahu tidak akan mengikuti pelajaran melainkan kerjabakti membersihkan kelas. Dan bagian ini seru sekali, seperti halnya di You Tube yang merekam kegiatan anak-anak Jepang membersihkan kelas, kami bersemangat untuk mendapatkan tempat kami kembali untuk belajar. Di situ saya belajar mengatasi rasa geli dengan Cacing dkk nya dan kami diajarkan untuk membersihkan diri sesudahnya. Pernah di masa adaptasi kanak-kanak saya antara takut dengan beranikan diri, teman saya Cahyo melempar cacing ke arah depan saya, saat itu sebenarnya takut atau lebih gelik ya tapi saya balik melotot dan tidak menjerit-jerit seperti beberapa teman lainnya, yang saya dapatkan adalah Cahyo tertawa terbahak-bahak
"ko tara pantas mata menyala begitu eeee,"
saya meninggalkan dia dengan kesal, masak sudah optimal melotot masih dikatain begitu. Kembali ke Tita, di hari tersebut membersihkan kelas cepat sekali, mungkin karena sudah terbiasa dan tidak terlalu banyak genangan, kayaknya waktu itu kami kelas 5SD atau 6SD ya...kami melanjutkan keseruan kami dengan bermain di rawa samping kelas...jadi kalau dibayangkan di situ ada genangan air berpadu dengan tanah berrumput, maka kami melompat-lompat untuk menemukan jalan tanah yang berumput, ini seperti permainan TRAP jika salah menginjak sudah pasti terperosok di Rawa. Saya menyelesaikan lompatan saya dengan sukses dan sudah beranjak kembali ke kelas tahu-tahu saya mendengar ada kejadian di rawa tersebut. Ternyata Tita dengan beberapa teman melakukan lompat di Rawa dan Tita terperosok ke Rawa yang terdapat pecahan kaca di entah dimana tapi yang jelas badan kakinya terluka, saya tidak tahu siapa yang terluka karena kaca jendela kelas dan area tersebut sudah dipenuhi teman-teman yang juga ingin tahu.
kejadiannya begitu cepat, Saya melihat Tita digendong guru sekolah dan segera dilarikan dengan motor ke Rumah Sakit Pertamina, saya tidak sanggup mengejar, tapi saya mendengar tangisannya.
Saat itu saya tidak tahu harus bagaimana, dan tidak tahu dibawa kemana, dengan cemas kami akhirnya pulang dengan jemputan. Bukan Tita namanya kalau tidak dengan cerita seru.... ternyata sesudah itu beredar cerita dia melarikan diri dari rumah sakit dengan terseok-seok karena dengar lukanya harus di jahit dan menyusahkan Pak Ambarita yang mengantarkan...hahahahahaaaa...
"Ta, coba kakinya berdiri, ayooo coba," Tita yang juga menyadari kehadiran anak kecil tersebut perlahan menggerakan kakinya dan berhasil berdiri. Daaaaaan air sungai itu cuma diatas dengkul nya dia wkwkwkwkwkwkwkkkk.....Tita Tita....sewaktu terjatuh pastinya kakinya entah bagaimana jadi ditekuk dan dia mungkin dalam kondisi duduk atau bertumpu di dengkulnya sekali lagi hahahahahha lucu sekali..... Tita tersipu saat keluar dari sungai.
Saya mencari sungai yang mirip tapi tidak ketemu yang persis, sungai nya sangat tenang, lebih cenderung terlihat sebagai genangan. Saya lampirkan yang mendekati ya:
Hari ini saya mencoba seperti TITA tanpa gambar penunjang tetapi tetap bisa mengalirkan alur cerita yang baik dalam blogspotnya: http://syarahyunita-virsandi.blogspot.co.id/
Saya mencoba mengingat bagaimana kami bertumbuh hingga masuk ke club 40, btw kemarin hari ulang tahunnya 25 Juni, dan seperti keinginannya saya hanya mengucapkan melalui WA dan posting sticker di salah satu postnya di FB [FB nya sekarang tidak bisa kita langsung masuk, kudu kulonuwun dulu, permios alias ketok-ketok dulu] tentunya hal ini juga adalah bentuk pemahaman lain tentang hidup dan kehidupan dari teman saya Tita. Hmmm bicara tanggal 25 Juni, walah sore hari itu dada saya sesak sekali....sampai membaca doa berkali-kali...pernah gak punya kondisi seperti itu. Kondisi dimana kamu gak tahu kenapa tapi pikiran rasanya kosong dan dada terasa sesak sekali lalu hilir mudik sketsa sketsa gambaran hidup secara random...swing-swing-swing gitu, atau wes-ewes-ewes.....
Balik ke Tita, Beberapa cerita dulu saya dengan Tita adalah bagian yang tidak luruh dimakan waktu. Memori Tita dan saya punya perbedaan yang sangat besar sekali. Saya cenderung melupakan dan maju terus dengan kondisi terbaru dan Tita cenderung entah bagaimana mempunya bilah-bilah di otak yang mampu mengingat dan membawa serta semua memori penting dalam setiap tahap kehidupannya. Kalau Tita gudangnya memori, saya hanya punya beberapa memori dengan satu yang mau dikubur-kubur tapi up up terus...payade
Nah story pertama saya ketika kami dipuncak Bahari, Tita kecil itu cenderung pemalu sebetulnya [beranjak dewasa doi menjadi terlihat PD dan Kocak karena pengaruh Papanya deh, menurut saya loch], jadi ketika saya sudah bersahabat dengan kondisi saya, saya mulai naik pohon waru, ajrut-ajrutan di dahan nya bersama dengan teman-teman lain, naik pohon kersen ....ikut mencari tebu. Tita kecil lebih senang mengamati, dia tidak naik pohon waru dengan gagah berani atau pohon kersen. Dia pengambil buah jatuh untuk pohon kersen dan dibantu menaiki pohon waru hehehehehe.... dulu dia sangat feminim dan pengamat. Hmm mungkin juga karena itu memorinya setajam silet yaaaaa.....
Suatu ketika saya menemukan Tita kecil duduk sendiri di tempat duduk besi hasil kreasi tetangga, dibawah pohon. Duduk nya manis sekali. Dia tidak berani gitu melihat langsung ke Saya, jadi karena sensoring saya menangkap ada yang aneh jadi saya deketin,
"lagi apa?" tanya saya
"nggak apa-apa." katanya sambil menunduk. Kedua tangannya dibiarkan bersandar didudukan kursi besi saling bertumpu.
saya lupa persisnya saya menanya apalagi tapi Tita kecil menjawab sepatah-patah tidak jelas, dan rasanya sampai saya ajak dia pindah bermain, tau-tau dia menangis kencang, bikin saya terkaget-kaget, karena seingat saya siang itu tidak ada teman lain selain saya, takut deh dikira saya yang baik hati ini menganiyaya [lebaayyy.modeon]
"tangan nya gak bisa keluarrrrrrr," katanya lagi
jari telunjuk entah kanan atau kiri Tita masuk kelubang kursi besi panjang dan tidak bisa keluar...hahahahah...rupa-rupanya entah dia malu tidak mau bilang sampai putus asa dan menangisss...
Dengar tangisan Tita, tetangga sekitar langsung berhamburan keluar...[gak banyak si yang keluar] melihat keadaannya dan segera saling sibuk meminta mengambil perlengkapan perang, salah satunya sabun.
Dan berhasil, jari telunjuk lentiknya keluar, Tita sudah dalam dekapan orang-orang dewasa, masih sesegukan dan meninggalkan saya yang hanya bengong sambil deg-degan melihat prosesnya.
Nah hihihiiii... pemalu tapi malu-maluin...peace ach Ta.
Lalu, saya menjadi salah satu peminjam kaset SANGGAR CERITA miliknya. Saat itu saya kecil pernah meminta dibelikan oleh orang tua, tapi rupanya kaset tersebut bukan prioritas orang tua saya, maka jadilah saya peminjam hahahaha.... dan kagetnya kalau meminjam dari TITA itu adalah dia akan dengan segera membahasa nya. Jadi saya penikmat dan TITA sekali lagi PENGINGAT yang ingin berbagi dan mendengar pendapat temannya. Jadi mendengarkan Sanggar Cerita saat itu plus deg-degan karena ada ujiannya dari Little Tita. Dia akan membahas bagian cerita yang dia sukai dengan lancarnya sementara saya akhirnya harus bersaing ingatan dengan nya... dan sekali lagi saya kalah dan lebih banyak mendengarkan dan mengiyakan.
Saat akhirnya kami masuk SD, oiya harus ditulis jelas SD INPRES NO.16 Kampung Baru Sorong... INPRES loch...denger-denger sekarang tidak pake INPRES alias Instruksi Presiden. Tita langganan Juara kelas. Saya tidak heran dan tidak pernah iri dengan keberhasilannya. Kami berangkat dan pulang sekolah naik jemputan perusahaan tempat Orang tua kami bekerja. Saat itu kami sudah pindah dari rumah bambu, jauh dari pohon waru besar tempat saya dan teman-teman lain memanjat dan ajrut-ajrutan di dahan besarnya yang lentur dan sesekali memandang laut yang terhampar, aroma laut sesekali juga tercium ke BUKIT BAHARI. Kami sudah menempati Komplek Dok Karim dan nguping rumahnya Herwono sudah tidak bisa dilakukan hahahahha....
Di SD, Tita berbaur dengan sangat cepat sementara saya hanya akan bermain dengan yang mengajak saya bermain, saya senang dengan kondisi tersebut karena sebenarnya saya jauh lebih pemalu dari Tita... nah banyak yang tidak tahu kan.. Saya tidak pandai melihat bagaimana trend terjadi semisal, teman-teman kecil saya dulu suka mengkoleksi pensil lucu, lalu kertas surat lucu dan saling bertukar lalu ketika mereka menanyakan saya, baru saya tergerak untuk ikut mengumpulkan kertas surat dan bertukaran. Saya sangat sederhana hahahaa... tita juga yang secara tidak sadar menjadi panutan trend saya dulu...jika Tita sudah mulai melakukan sesuatu hal maka itu adalah trend yang sedang terjadi.
Kelas dua, eh kelas berapa ya lupa...saya beradu mulut dengan alm Richard Wanane, gara-garanya sudah pasti dia duluan deh ...pokok saya dulu mpe sekarang gak suka cari gara-gara kok wkwkwkw...sok baik banget ya. Sampai kekesalan saya memuncak dan [maaf] itu kali pertama saya menghina orang dengan "kamu kayak telek" ...kebetulan Richard asli papua dan tidak paham bahasa tersebut, semua yang tahu tertawa, saya malah kaget pada tertawa dan ada yang "wah-wah" in gitu...maka bocorlah arti ucapan saya dari Ivan Patikawa, dan dengan spontan Richard yang kekar mengejar saya. Bukan sombong ya, tapi saya dulu di anugerahi kemampuan olahraga khususnya LARI, jadi kejar-kejaran dalam kelas berjalan dengan sengit..saya melompat meja dan mengelilingi jalan barisan di tiap selah, Laluuuu entah angin darimana Tita kecil yang dulu berbadan tinggi dan kurus berdiri dan menghalangi pengejaran Richard ketika saya sudah terdesak kelelahan,
"stop!!!"
dan Tita juga yang menjadi pelampiasan pukulan dari Ricahrd. Untuk kesekian kali saya kaget dengan tindakan Tita. Pukulan itu sudah pasti sakit, karena Tita menangis kencang dan membuat Guru pelajaran yang sedang meninggalkan kami datang dan melerai. Saya selamat tapi tidak dengan Tita.Terima kasih yaaaa non, mungkin saat itu saya tidak mengucapkan nya secara langsung tapi jauh didasar hati saya, saya bener-benar kagum dengan kamu. Oiya dari dulu sampai sekarang saya sulit menyampaikan isi hati yang terdalam hahaha... didikan Bapak saya dulu sebagai orang Jawa kudu nerimo dan perempuan harus mendengar tanpa tahu alasannya...untuk yang sudah menjadi orang tua jangan ditiru yaaaaa tradisi tersebut, gak enak tahu, peace Dad. Saya jangan diplototin dari alam mu ya. LOVE YOU STILL.
Saya banyak belajar dari Tita untuk mengenal hal-hal tentang anak perempuan, selain Tita ada lagi sich, namanya Lucky, tapi saya tidak mengerti bahasa dia, semisal tentang Mini Set, PMS saya akan bertanya ulang ke Tita. Cara menjelaskannya untuk saya lebih masuk dari Tita pada saat itu.
Kami bertumbuh sampai mendekati masa remaja dan untuk diketahui saya tidak dekat dengan Tita tapi saya dekat...hahahhaha...artinya Tita punya banyak teman sementara saya tidak mencari teman. Oiya saya tetap beberapa kali makan di rumah Tita, dan sekali lagi dalam kondisi malu-malu kucing saya selalu menikmati masakan Mama Tita, walau kadang hanya sambal dan ikan goreng kering saya sukaaaa sekali...eh tapi jangan dibayangkan betapa terlihat rasa suka saya ya, saya malu untuk nambah hihihiiii....walau hati kecil saya selalu pingin nambah.
Mama Tita tahu saya butuh nutrisi seperti itu, alias masakan rumahan yang hangat, karena sekali lagi orang tua saya bekerja, dan kebetulan beberapa kali kami tidak memiliki pembantu jadilah orang tua kami menyiapkan makanan rantangan atau catering.
Bicara tentang mama Tita, sepertinya beliau punya andil mendekatkan saya dengan Tita, beliau yang menyuruh Tita untuk memperhatikan saya... saya pernah dipanggil untuk diperiksa punya panu tidak, [kebetulan saya bermain ke rumah Tita]...eh punya loch ternyata dulu, dan dengan kapas yang dibalur kalpanax dibelakang telinga saya di gosok lembut... maaf panas nya bikin kebelet pipis... saya yang mau minta udahan gak berani, tapi dasar anak-anak bukannya setelah itu langsung pipis tapi malah lari-lari gak karuan dan jongkok dibawah pohon kersen untuk mengatasi rasa panasnya, dan tanpa sadar saya meremas-remas tanah yang apesnya ada tahi ayam disitu....merasakan perbedaan kultur tanah saya melihat dan baru berlari ke kamar mandi segeraaaaaa......aneh sekali tapi its just happen ...hihihiiii....
Tita juga yang mengajak saya untuk belajar mengaji, bersama naik sepeda ke daerah dekat TK Kuntum Harapan, Klademak berapa ya dulu...saya lupa.
Yang serunya dari Tita, dia walau tidak terlalu terampil berpetualang ala bolang, sesekali dia ingin juga bergabung dan dua keseruan yang terjadi adalah sebagai berikut:
- Di SD kami, jika Hujan deras yang lama maka kami semua sudah tahu tidak akan mengikuti pelajaran melainkan kerjabakti membersihkan kelas. Dan bagian ini seru sekali, seperti halnya di You Tube yang merekam kegiatan anak-anak Jepang membersihkan kelas, kami bersemangat untuk mendapatkan tempat kami kembali untuk belajar. Di situ saya belajar mengatasi rasa geli dengan Cacing dkk nya dan kami diajarkan untuk membersihkan diri sesudahnya. Pernah di masa adaptasi kanak-kanak saya antara takut dengan beranikan diri, teman saya Cahyo melempar cacing ke arah depan saya, saat itu sebenarnya takut atau lebih gelik ya tapi saya balik melotot dan tidak menjerit-jerit seperti beberapa teman lainnya, yang saya dapatkan adalah Cahyo tertawa terbahak-bahak
"ko tara pantas mata menyala begitu eeee,"
saya meninggalkan dia dengan kesal, masak sudah optimal melotot masih dikatain begitu. Kembali ke Tita, di hari tersebut membersihkan kelas cepat sekali, mungkin karena sudah terbiasa dan tidak terlalu banyak genangan, kayaknya waktu itu kami kelas 5SD atau 6SD ya...kami melanjutkan keseruan kami dengan bermain di rawa samping kelas...jadi kalau dibayangkan di situ ada genangan air berpadu dengan tanah berrumput, maka kami melompat-lompat untuk menemukan jalan tanah yang berumput, ini seperti permainan TRAP jika salah menginjak sudah pasti terperosok di Rawa. Saya menyelesaikan lompatan saya dengan sukses dan sudah beranjak kembali ke kelas tahu-tahu saya mendengar ada kejadian di rawa tersebut. Ternyata Tita dengan beberapa teman melakukan lompat di Rawa dan Tita terperosok ke Rawa yang terdapat pecahan kaca di entah dimana tapi yang jelas badan kakinya terluka, saya tidak tahu siapa yang terluka karena kaca jendela kelas dan area tersebut sudah dipenuhi teman-teman yang juga ingin tahu.
kejadiannya begitu cepat, Saya melihat Tita digendong guru sekolah dan segera dilarikan dengan motor ke Rumah Sakit Pertamina, saya tidak sanggup mengejar, tapi saya mendengar tangisannya.
Saat itu saya tidak tahu harus bagaimana, dan tidak tahu dibawa kemana, dengan cemas kami akhirnya pulang dengan jemputan. Bukan Tita namanya kalau tidak dengan cerita seru.... ternyata sesudah itu beredar cerita dia melarikan diri dari rumah sakit dengan terseok-seok karena dengar lukanya harus di jahit dan menyusahkan Pak Ambarita yang mengantarkan...hahahahahaaaa...
- Saya mempunyai kegiatan yang seru di kota Sorong, yaitu menjelajah bukit, saya suka karena memang luar biasa pemandangan dan kepuasan melintas alam dan saat itu saya selalu mendapatkan uluran tangan dari seorang teman padahal dia tahu saya cukup macho saat itu untuk melompat, memanjat dan ketahanan tubuh, tapi saya selalu menerima uluran tangannya...bentuk kebersamaan yang indah versi saya. Setelah kepindahan teman saya, kami masih beberapa kali melintas bukit, dan kali itu Tita ikur, sebetulnya saya khawatir seingat saya, saya sempat mengingatkan dia tapi karena dia bersemangat akhirnya kami berjalan bersama. Om mung, yang membawa pisau kecil mengambil nanas liar dan mengupas nya diperjalanan, saya ragu ditawari untuk icip tapi ternyata manisnya luar biasa dan tidak gatal, padahal tidak dicuci. Biasanya saya mengumpulkan buah putri malu dan menyesap buahnya dengan bijian yang rasanya manis. Perjalanan cukup melelahkan, sampai kami bertemu dengan sungai kecil yang sudah membentuk dua genangan dengan semacam lintasan batu sebagai jembatan penghubung dua sisi tanah, saya menjaga langkah saya tidak terlalu cepat tapi juga tidak mau ketinggalan dengan yang lain...saat itu Tita paling belakang, saya memastikan melihat sosoknya terlihat dibalik rumput liar tinggi dan pepohonan sebelum berjalan, tapi tetiba kami semua sontak dibuat kaget dengan teriakan minta tolong,
"tolong-tolong-tolong", Tita melambaikan kedua tangannya ke atas. Yang terlihat darinya hanya tinggal sedada...dia terjatuh ke sungai di antara dua batu
Saya yang paling dekat segera berlari dan meraih tangannya, sambil meminta dia tenang saya dengan SIAPA [saya lupa tapi perempuan, apa kakak saya ya????] berusaha menarik tubuh Tita melalui tangannya, saya meminta dia untuk tenang, tapi memang terasa berat sekali...Tita tampak masih panik. Lalu kami dibuat kaget yang kedua kali ketika dalam perjuangan menolong Tita, disisi kiri sungai mendekat seorang anak kecil asli papua [yang nyemplungnya kami semua tidak lihat saking fokus dengan Tita], dia mendekati TKP melalui jalan air dan penasaran dengan situasi panik yang ada, sementara kami mulai dirasuki perasaan ingin tertawa karena anak tersebut jauh lebih kecil dari kami.
Maka saya menatap Tita dan mencoba membaca yang terjadi
"Ta, coba kakinya berdiri, ayooo coba," Tita yang juga menyadari kehadiran anak kecil tersebut perlahan menggerakan kakinya dan berhasil berdiri. Daaaaaan air sungai itu cuma diatas dengkul nya dia wkwkwkwkwkwkwkkkk.....Tita Tita....sewaktu terjatuh pastinya kakinya entah bagaimana jadi ditekuk dan dia mungkin dalam kondisi duduk atau bertumpu di dengkulnya sekali lagi hahahahahha lucu sekali..... Tita tersipu saat keluar dari sungai.
Saya mencari sungai yang mirip tapi tidak ketemu yang persis, sungai nya sangat tenang, lebih cenderung terlihat sebagai genangan. Saya lampirkan yang mendekati ya:
Tidak persis, sungai kami batunya datar tidak berundak atau curam, aliran airnya tenang tapi ditempat orang jongkok itu lah Tita Jatuh
Airnya setenang ini dan bebatuannya juga seperti itu tapi jaraknya lebih dekat sehingga seperti ada dua kubangan
Menginjak SMP, saya tetap saya yang tidak mencari teman, oiya maksut nya adalah saya berteman dengan siapa saja dan tidak membuat gank atau apalah-apalah itu, sementara Tita sudah sangat dekat dengan kumpulan beberapa teman. SMP semester satu dikarenakan Bapak saya sudah pindah dan Ibu diijinkan pindah lokasi kerja, maka tahun 1988 kami sekeluarga pindah dari Kota Sorong....saya meninggalkan banyak kenangan di kota tersebut, kenangan yang saya bahkan tidak tahu tidak dapat saya lupakan termasuk kenangan bersama TITA.
Nah part 1 Story saya dengan Tita di kota Sorong berkahir di tahun 1988, hmmm kami tetap berkirim surat setelahnya dan Story kami pindah antara Jakarta - Bekasi tahun 1994.
Titaaaaaaaaa...... smileeeeeeee
Part 1 ini dikerjakan dari tanggal 25Juni - 1 Juli 2016
#purplehearteo
#dietraanandani
#Titamyfriend
#syarahyunitavirsandi
#mychildhoodstory
Komentar